Rabu, 21 Mac 2012

Syaitan atau hati

Alahai sang rajaku
Raja diri itu hati. Benarlah kata-kata Nabi.

'Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.‘” (HR. Bukhori)

Hati jadi raja. Kalau kita syukur, hati yang berfitrah suci itu akan ucap syukur. Mengalir pada aliran2 darah dan bergeraklah organ. Tiada rasa rendah diri dahi untuk mencecah tanah.

Tapi kalau hati kotor, mampukah fitrah itu menghantar impuls syukur keseluruh organ sensor agar dahi mencium tanah? Tidak, jawapannya.

Ujian; turning point tahap keimanan

“Alangkah menakjubkan keadaan seorang Mu’min. Setiap persoalan yang dihadapinya selalu menjadi kebaikan. Dan sikap itu tidak bisa dimiliki oleh siapa pun kecuali orang Mu’min. Apabila kegembiraan menghampirinya, dia bersyukur; dan itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila kesusahan menimpanya, dia bersabar, dan itu menjadi kebaikannya baginya.” [HR. Muslim]

Turning pointnya...

Jika dapat nikmat...Kita syukur atau kufur?
Jika dapat musibah...Kita sabar atau putus asa?

Tepuk dada tanya iman...wassalam

Maaf andai ada kekasaran dan keterlanjuran yang tak disedari.

Terima kasih semua atas segala-galanya. Dari sekecil2 perkara hingga ke sebesar-besarnya. Saya amat2 hargai walaupun tak dapat capai apa yang kalian harapkan...Terima kasih byk! :)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan